Read in your own language

Rabu, 17 Juni 2015

Day 17 - Thinking out Loud -Ed Sheeran

Ceritanya dapat lagu ini adalah gara2 sering denger di radio lagu ini diputet, tapi ga tau judulmya apa dan siapa yang nyanyi... Cm laguny nyantol di kepala yang bagian "People fall in love in mysterious ways"...

Ah ternyata feeling gw tepat kalo mang lagu ini mang bagus.. Heheh
Jadi gw cari di web dgn keyword yg diatas itu... Eh dapet ternyata itu lagu Ed Sheeran. Penyanyi yang suka ada di lomba2 idol atopun cover lagu..
Terus pas diliat liriknya lagi bagus banget kata2nya.. Yang intinya kalo memang diberikan Tuhan sebagai pasangan hidup. Jalannya bisa misterius dn tidak terkira, bahkan mgkn bs jadi cm karena sentuhan tangan (walaupun agak hollywood banget hHhahahha)  

Tapi sebenarnya bagus di liriknya bahwa cinta itu abadi. Ketika suatu saat kita menjadi tua dan tidak lagi secantik/ setampan saat kita muda, apakah jantung masih berdetak kencang seperti waktu pertama kali jatuh cinta? Entah apa yg jadi inspirasinya Ed saat itu

Berhubung gw masih berharap untuk 'the special one', lagu ini bikin gw 'mellow' n pengen jg ngalamin. Pengen fall in love in mysterious ways, apalagi liat video klipnya.. Ed Sheeran can dance loh. N dia minat banget...

Itu yg sering menjadi kekaguman sm artis idola gw. Mrk yg mo coba hal yg ga biasa utk memberi fans kepuasan saat menonton video klipnya.. Khusus lagu ini, dia memeragakan isi lagunya dalam setiap gerakannya.  Luwes bangetttt... Jd fall in love bgt sm video ini

Hahahhah ini nulisrandom paling 'alay' n 'mellow' yg gw tulis... Yg intinya sebenarnya adlah check out this video coz I love it very much.  Dan saat gw menikah.. Mungkin gw akan request ada yg bs nariin ini buat gw hahhahah

Enjoy the video
Thinking Out Loud (Original Video Clip)

Thinking Out Loud"

When your legs don't work like they used to before
And I can't sweep you off of your feet
Will your mouth still remember the taste of my love?
Will your eyes still smile from your cheeks?

And, darling, I will be loving you 'til we're 70
And, baby, my heart could still fall as hard at 23
And I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe just the touch of a hand
Well, me - I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I am

So honey now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
Maybe we found love right where we are

When my hair's all but gone and my memory fades
And the crowds don't remember my name
When my hands don't play the strings the same way (mmm...)
I know you will still love me the same

'Cause honey your soul could never grow old, it's evergreen
And, baby, your smile's forever in my mind and memory
I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe it's all part of a plan
Well, I'll just keep on making the same mistakes
Hoping that you'll understand

That, baby, now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
Thinking out loud
Maybe we found love right where we are (oh ohh)

La la la la la la la la lo-ud

So, baby, now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Oh, darling, place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
Maybe we found love right where we are
Oh, baby, we found love right where we are
And we found love right where we are

Senin, 15 Juni 2015

Day 14 - Belajar Indonesia

Hari Minggu tgl 14, gw ikutan acara "Penganugerahan medali Finalis Olimpiade Sains Kuark" yang dihadiri oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Anies Baswedan.
Yang gw mau ceritakan bukan soal kehadiran Pak Anies nya tapi apa yang diucapkan beliau saat speech yang sangat membuka mata gw

Sebelumnya gw ceritakan dulu yah apa itu Olimpiade Sains Kuark.
Olimpiade Sains Kuark adalah kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Majalah Sains Kuark untuk mengajak anak-anak sekolah dasar se Indonesia untuk bisa berkompetisi dalam ujian tertulis dan eksperimen.
Mereka membagi kategorinya dalam 3 level, level 1 untuk kelas 1 - 2 SD, level 2 untuk kelas 3 - 4 SD, level 3 untuk kelas 5 - 6 SD
Babak penyisihan dilakukan 2 tahap dan mereka yang lolos dari 2 tahap ini berhak bertanding di Jakarta sebagai finalis

Uniknya adalah semua finalis mendapat medali karena dari 92 ribu anak Indonesia yang telah mengikuti ini dari Aceh sampai Papua, 300 anak inilah yang terpilih menjadi finalis
Dari yang kemarin datang tidak hanya dari pulau Jawa saja, dari Sumatera Utara sampai sekolah di Tanbraw, Papua Barat berhasil menjadi finalis, dari kepulauan Sangihe sampai Halmahera Selatan ada anak yang berhasil menjadi finalis.

Kembali ke alinea pertama, Pak Anies mengatakan seperti ini yang membuat saya semakin tinggi nasionalismenya.

"Coba lihat adik-adik finalis ini. Mereka yang berasal dari Jawa Tengah jika bertemu dengan temannya yang berasal dari Jawa Tengah, mungkin mereka akan berbicara dengan bahasa Jawa
Sama dengan adik-adik dari Makasar, jika bertemu dengan temannya juga yang satu daerah, mereka mungkin berbahasa Bugis.

Tapi perhatikan kalau mereka bertemu dengan temannya dari daerah lain, mereka akan secara otomatis berbahasa Indonesia.
Dari sini secara langsung mereka belajar tentang Indonesia. Mereka belajar menerima temannya dari daerah lain dan mengikutsertakan dalam pembicaraan dengan menggunakan bahasa pemersatu"

Disinilah saya menjadi berefleksi terhadap apa yang diucapkan Pak Anies dan saat melihat anak-anak finalis Kuark berinteraksi satu sama lain, mereka baru kenalan saat di acara ini (tepatnya dihari Sabtu) dan di hari Minggu mereka sudah seperti teman baik padahal mereka berasal dari berbagai suku dan daerah.

Kenapa kita sebagai orang dewasa tidak bisa bersikap sama seperti anak-anak ini. Bukalah mata dan hati dan rangkullah perbedaan itu seperti sesuatu yang harus kita sayangi bukan sesuatu yang memecah belah kita

Majulah Indonesiaku..

Rabu, 10 Juni 2015

Day10 - God Help The Outcast

Pasti temans bertanya-tanya apa maksud dari judul di tulisan hari ke sepuluh ini?
Clue-nya: harus penggemar berat Disney.
Next Clue: ini judul lagu.

Ada yang berhasil nebak? Betul tuh.
Ini lagu "God Help the Outcast" dari film The Hunchback of Notre Dame
Kenapa gw pasang lagu ini sebagai judul?  Karena gw menceritakan apa yang gw pelajari dari lagu ini.

Untuk pengingat lagu ini ada di adegan mana, lagu ini dinyanyikan oleh Esmeralda (tokoh perempuan gipsi dalam film ini). Sedikit latar belakangnya, gipsi saat itu dianggap orang buangan dan dicari-cari oleh pemerintah Prancis karena dianggap sebagai pencuri dan pembuat onar, sehingga saat itu Esmeralda dalam posisi memang sebagai orang yang dicari untuk ditangkap. Singkat cerita, ketika Esmeralda bersembunyi dalam gereja, si penangkapnya tidak bisa berkutik selama Esmeralda dalam gereja. Tapi sekali Esmeralda keluar dari gereja, dia akan segera ditangkap.

Esmeralda bertanya kepada pastur, kenapa sih kami orang gipsi dikejar-kejar seperti ini, siapa dapat menolong kami?
Pastur cuma bilang, mungkin di ruangan ini ada seseorang yang kamu bisa ajak bicara dan minta tolong. Dan menyanyilah Esmeralda.

Liriknya seperti ini:
Esmeralda:
I don't know if You can hear me
Or if You're even there
I don't know if You would listen
To a gypsi's prayer

Yes, I know I'm just an outcast
I shouldn't speak to You
Still I see Your face and wonder
Were You once an outcast too?

God help the outcast
Hungry from birth
Show them the mercy
They don't find on earth

God help my people
They look to You still
God help the outcast
Or nobody will..

(Di sini part yang gw suka untuk menggambarkan betapa mungkin manusia salah mengartikan kemurahan Tuhan dengan meminta untuk kepentingan manusia itu sendiri)
Rakyat
I ask for wealth
I ask for fame
I ask for glory to shine on my way
I ask for love I can posses
I ask for God and His angels to bless me

Esmeralda:
I ask for nothing I can get by
But I know so many less lucky than I
Please help my people
The poor and downtrod
I thought we all were
The children of God
God help the outcast
The children of God

Saat pertama kali gw mendengar lagu ini, langsung tersentil dengan liriknya. Sebenarnya kalau diamati lirik lagu-lagu Disney mengandung ajaran, sindiran, nasihat dll
Di sini yang gw tangkap adalah orang dengan kepercayaannya terkadang menganggap dirinya lebih tinggi dari yang lainnya. Dan ketika kepercayaan diri yang berlebihan itu muncul, keinginan untuk menekan yang lebih lemah menjadi kuat juga.

Di dalam lagu ini, gw merasakan teguran untuk selalu ingat untuk memperlakukan orang lain dengan baik, terutama sentilan yang diberikan ketika umat meminta semua hal yang berujung kepada kemasyuran diri dan si perempuan gipsi malah bilang kalau saya ga akan minta apa yang saya bisa cari, tapi masih ada orang yang lebih kurang beruntung ketimbang saya.. Duu rasanya tuh menohok sekali. Dalam film itu, Disney pengen bilang mungkin jaman dulu hal itu terjadi, tapi ini menjadi peringatan kepada kita jangan terjadi lagi. Jangan menjadi orang yang sok suci dan akhirnya merendahkan orang lain. Bukankah kita semua anak Allah?

Selasa, 09 Juni 2015

Day 9 - Indonesia Menyala

Hari ini jam 9 malam ada launching Gerakan Indonesia Menyala di Metro TV dengan host Najwa Shihab dan tamu 3 menteri, Mendikbud Pak Anies Baswedan, Menteri Komunikasi Pak Rudy Antara, dan Menaker Pak Hanif Dhakiri.

Setiap kita pasti punya makna masing-masing tentang apa yang kita harapkan dengan Indonesia Menyala. Kalau saya ditanya, apa arti Indonesia Menyala bagi saya? Buat saya sendiri menyala artinya menjadikan diri sendiri sumber penerang. Bukan saja sumber daya alam yang menjadi harapan bagi bangsa-bangsa eropa sehingga kita dijajah sedemikian lamanya, tapi sekarang saatnya kita untuk terlihat oleh dunia sebagai bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang handal.

Salah satu yang menarik dari Pak Menteri Tenaga kerja adalah bagaimana membentuk sumber daya manusia yang punya karakter. Punya karakter memang menjadi unsur yang penting kalau kita mau menjadikan Indonesia menyala di dunia. Yang kedua adalah kecintaan kepada ilmu. Bagaimana orang tua ketika mnyekolahkan anak bukan sekedar untuk mencari kerja, tapi untuk mencari ilmu. Bagaimana kita semua juga menjadi bangsa yang mulai mau cinta membaca, sehingga dengan membaca kita dapat mendapatkan ilmu di mana saja tanpa bsa dibatasi
Kedua unsur itu akan membuat kita menjadi sumber daya manusia Indonesia yang mampu menyala dan berarti di dunia.

Di tengah acara ada hal yang menggelitik, adalah bagaimana dengan nasib rekan-rekan di pedalaman untuk 'menyala' secara hurufiah. Menyala dalam arti diadakannya listrik di desa mereka/ daerah mereka... Sampai kapan mereka ada dalam kegelapan? Tapi di sisi lain mungkin kita harus berpikir yang berbed. Bagaimana dengan kita belajar dengan baik, kita bisa menemukan sumber listrik yang bisa kita temui di lokal? Apakah ada anak Indonesia yang bersedia untuk memikirkan hal itu dan bersedia berkarya di sana sehingga listrik bukan hanya menunggu pemerintah..

Acara memang ditutup dengan launching Gerakan Indonesia Menyala.. Banyak hal yang pastinya bisa kita lakukan. Sudah saatnya kita hanya menuntut pada pemerintah tapi bagaimana kita memberi kontribusi. Berharap melihat gebrakan yang lain dari gerakan ini. Saya sendiri sudah tergugah dan mau membuat Indonesia Menyala.

Bagaimana dengan Anda?

Minggu, 07 Juni 2015

Day 5 - Sulitnya untuk Konsisten

Sudah empat hari saya memulai #NulisRandom2015 dan setelah itu mood saya berubah total. Rasanya kok tulisan itu sudah ada di otak saya tapi saya malah melakukan yang lain. Saya malah nonton film, menulis sesuatu untuk ikut lomba (yang pastinya kan belum boleh ditulis di sini sampai diputuskan pemenangnya), dan melakukan apapun selain konsisten #nulisrandom2015

Disinilah kelemahan saya yang paling sulit diperbaiki. Konsisten. Melakukan apa yang sudah menjadi komitmen bagi diri sendiri. Saya bisa lebih mudah menjadi konsisten bagi orang lain karena dalam hati saya merasa bahwa ketika saya sudah berjanji saya harus bertanggung jawab menyelesaikannya. Tetapi lain urusannya ketika saya berjanji kepada diri sendiri. Saya selalu bisa membuat alasan untuk menunda atau bahkan menghentikannya.

Saya sering berpikir kegagalan saya itu adalah karena saya tidak dapat memaksa diri saya sendiri untuk sesuatu yang saya inginkan karena biasanya keinginan saya tidak kuat. Jangan pernah bermimpi saya akan menjadi orang yang ambisius yang ingin mendapatkan apa yang saya inginkan. Sulit di kamus saya untuk ngotot hehhehe

Jadi karena kelemahan inilah, saya bertekad tetap menyelesaikan #nulisrandom2015 dengan konsisten walaupun sekarang sudah telat dua hari hiks hiks hiks...
Saya akan menganggap tantangan ini sebagai tantangan pertama yang akan saya selesaikan untuk merombak saya yang tidak konsisten. Jadi kalau tantangan ini menjadi satu2nya tantangan yang bisa saya selesaikan, biarlah itu menjadi kebanggaan paling besar saya

Salam
Di hari ke 7 menulis untuk hari ke 5

Kamis, 04 Juni 2015

Day4 - Giving is simple

Kali ini saya mau bercerita tentang seorang tokoh yang luar biasa yang menginspirasi saya bahwa berbagi itu bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana..

Saya melihat tokoh ini pertama kali di acara Oprah Winfrey Show... sepertinya tahun 2005 an (lupa persis kapannya)
Jadi ada seorang pria sekitar 40-an sedang diwawancara sama Oprah... nah kata yang buat saya tertarik pertama kali adalah bahwa pria ini ternyata posisi penting di Microsoft.. semuanya dia tinggalkan untuk membangun sebuah organisasi namanya "Room to Read". Nama pria ini adalah John Wood.

Berhubung wawancaranya singkat sekali, saya cukup mengambil dua kata kunci "John Wood" dan "Room to Read"
setelah itu saya browsing deh untuk tahu lebih lanjut ttg si tokoh ini, yang pertama ketemu adalah bahwa kisahnya itu telah ditulis di sebuah buku berjudul "Leaving Microsoft to Change the World"
Secara kebetulan, saya ketemu bukunya dalam bahasa Indonesia.... (yg sekarang hilang tak tau dimana... naseebb) tapi akhirnya bersyukur malah nemuin buku bahasa Inggrisnya dgn harga ekonomis banget.. 


Jadi secara singkat beginilah cerita Mr. John Wood ini..

John Wood ini punya hobi travelling... nah pas dia travelling ke Nepal dipandu oleh seorang guide lokal yang mengajaknya mengunjungi sebuah sekolah.. guide lokal inilah yang menceritakan kepada John bahwa tingkat buta huruf di Nepal sangat tinggi tapi orang Nepal sangat percaya pada pendidikan. Diajaklah John untuk melihat koleksi buku perpustakaan mereka, ternyata koleksi bukunya sangat tidak memadai untuk anak2. Ada beberapa novel dewasa yang ditinggalkan oleh para backpacker dan sedikit sekali buku anak2. Karena melihat itu, John bertekad utk kembali setahun kemudian dengan perpustakaan.. Dan krn itu John saat kembali ke Khatmandu, dia menulis email kepada 100 temannya (semua teman yang ada di email addressnya)
Cara menulis suratnya unik sekali..
Saya inget awalnya dia awali dengan..

Greeting friends.
You have been selected to help children in Nepal ..... (Untuk mendapat buku2 yang baik bagi perkembangan bacanya)... 

Inti dari surat ini adalah John mengajak orang-orang untuk mendonasikan buku anak-anak untuk menolong anak-anak Nepal mendapatkan bacaan yang layak buat usianya

Setelah email itu, John kembali sibuk dengan kegiatannya sampai suatu hari ayahnya memberi kabar di Amerika
"John, you have to go home. The books almost fill the house" (John kamu harus pulang. Buku2 ini hampir memenuhi rumah)

Ternyata tanpa disadari, email itu menjadi tersebar kemana-mana dan banyak orang merespon dan mengirimkan buku. Singkat cerita, John Wood berhasil memenuhi janjinya bersama ayahnya dan merintis organisasi yang bernama "Room to Read"

Ketika saya bekerja di Flores Timur tahun 2005, saya meniru apa yang dilakukan John Wood di awal organisasinya. Jaman itu FB baru ada dan belum ngetop. E-mail masih menjadi alat komunikasi yang tepat waktu itu. Mulailah saya email teman-teman saya dengan gaya bahasa yang sama. Saya bilang ke teman2. Merekalah yang saya pilih untuk membantu anak2 di Flores Timur untuk mendapatkan buku-buku bacaan yang layak bagi mereka. Saya pikir pas pulang baru saya sortir dan kirim balik via pos

Tenyata berhasil walaupun ga terlalu banyak. Banyak teman2 gereja yang mau kasih. Banyak macam buku yang diberikan. Salah satunya adalah buku pelajaran. Itu yg buat bingung mo diapakan karena kan belum tentu cocok dgn kurikulum waktu itu. Tapi ada juga buku-buku bagus. Jadi lumayan banget untuk saya kirim, sambil uang yang saya dapatkan saya carikan buku cerita untuk saya kirimkan juga.

Karena waktu itu fokus saya adalah proyek air. Jadi buku2 itu belum sempat saya usahakan jadi taman bacaan. Tapi saya berikan kepada sekolah-sekolah di sana supaya paling tidak mereka ada tambahan buku cerita.. 

Sejak saat itu saya jadi lebih pede bahwa saya bisa untuk kumpulin buku cerita dan rasanya senang sekali membuat project pencarian buku cerita untuk anak-anak yang membutuhkan karena satu alasan sederhana bagaimana buku membantu saya mengembangkan imajinasi saya. Itu lebih baik saya ceritakan di posting lainnya hehhehe (biar penasaran - ge er abis wkwkkw)

Thank you for Mr. John Wood to share his remarkable story about simple way of giving that gave big impact for the children.

YES, I CAN!!!!!

Rabu, 03 Juni 2015

Day2 - Belajar dari Alam (Matahari jd alarm)

Kalau kita hidup di perkotaan, ada beberapa hal yang mungkin hilang dari perhatian kita.
Apalagi kalau kita bekerja di Jakarta, saya yakin banyak dari kita pergi harus pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit dan pulang malam-malam sekali setelah matahari terbenam.

Saya dari lahir pun berada di kota sibuk ini, tinggalpun di rumah yang tidak berjendela sehingga tidak pernah melihat kapan matahari terbit atau terbenam dan memang saya pun tidak memusingkan hal itu.

sampai suatu saat ketika saya bisa menikmati bekerja di kota kecil, yaitu di Larantuka, Flores Timur.
jadi biasa orang desa masuk kota kan suka diledek kampungan.... kita orang kota hidup di desa suka kampungan kok...  makanya jangan ledekin orang yaaa... hihihih

nah itu yang saya alami loh....
Ketika alam menjadi teman terdekat yang banyak mempengaruhi cara pikir saya
setelah beberapa bulan di sana, akhirnya saya dapat kos. tempatnya enak. punya pintu terpisah dari rumah ibu kos (saya panggil oma), cuma satu yang saya mengganggu pikiran saya.. selain jendela yang memang ada daun jendelanya, ada lagi lobang udara di deket atap yang tidak ditutup dengan apapun... sempet mikir juga. wadoohhh jangan sampe aja banyak nyamuk mengganggu tidur lelapku.. huaaa gimana kalo smp kejadian....
syukurnya ternyata dugaan saya tidak sesuai kenyataan.. selain dibantu obat nyamuk. tenyata memang lobang udara itu diset supaya tidak membuat nyamuk masuk :)
namun bukan itu yg mau diceritakan
 
berhubung kamar saya ada lobang udaranya, sinar matahari dapat menyeruak masuk dan membuat saya menjadi bangun dan itu jadi alarm saya.. berarti sudah jam 6 dan harus mandi.. supaya tidak telat ke kantor...sampai suatu saat, kalo gak salah suatu pagi di bulan Juni saya bangun kaget, karena sudah terang.. padahal saya masih ngantuk... sudahlah saya langsung melesat ke kamar mandi dan buru-buru karena mikir saya sudah telat... setelah mandi, barulah saya liat jam.... huaaaa tau-tau baru jam 5... kok bisa sih mataharinya kepagian... kecele deh....

nah setelah bertanya-tanya pada temen yg memang penduduk di sana tentang kejadian pagi itu, saya baru tahu kalo jam matahari terbit tuh ada musimnya, terkadang lebih cepat, akibatnya malam pun segera datang, ato kalo terbit lebih siang, malampun datang terlambat... 

Saya jadi paham kenapa orang yang tinggal di pedesaan bisa turun temurun belajar bertahan hidup dari memperhatikan gejala alam. Sama seperti saya belajar bagaimana memprediksi hujan ato menduga hujan sudah terjadi di sisi lain pulau dgn melihat langit. Ternyata belajar dari alam menyenangkan. Yang bijaksana adalah menggabungkan kearifan lokal ini dengan teknologi. Pastinya hasilnya akan luar biasa..



 

Day3 Hidup adalah pilihan (belajar dari Wak Yati)

Inspirasi hari ini didapatkan saat saya membaca sebuah novel karya Tere Liye yg berjudul "Amelia" - Serial Anak-anak Mamak



Amelia adalah anak keempat dari empat bersaudara, anak-anak dari Bapak Syahdan dan Mamak Nur. Kebiasaan di desanya, anak bungsu biasanya punya kewajiban 'menunggu rumah' yang artinya tidak ada kesempatan untuk meraih mimpi di luar desanya. Dia mau tidak mau hanya tinggal di desa. Amelia sering sekali diledek oleh kedua abangnya bahwa dia tidak akan kemana2 karena dia harus 'menunggu rumah' dan Amelia sangat kesal dan merasa hal tersebut tidak adil karena siapa meminta untuk jadi anak terakhir. Kenapa dia tidak dilahirkan sebagai anak ke dua ato ketiga dll..
Dan inilah sepenggal kisah pembicaraan antara Wak Yati (kakak dari Bapaknya) dengan Amelia di suatu hari

Alkisah Wak Yati (kakaknya bapak Amelia ini) di masa mudanya pernah tinggal di luar negeri, mengikuti ekspedisi kapal ke Melaka sampai hingga ke Belanda. Namun dalam perjalanan hidupnya, Wak Yati memutuskan pulang ke rumah ketika ibunya sakit dan perlu dirawat dengan khusus.

Beginilah penggalan ceritanya:

"Kau tadi bertanya kenapa Wawak pulang? Meninggalkan seluruh mimpi-mimpi hebat di Ibukota Provinsi? Jawabannya sederhana sekali. Karena tidak ada yang merawat Nenek kau yang sedang sakit. Maka Wawak harus memilih. Keluarga selalu menjadi prioritas pertama, Miesje. Dulu, sekarang, dan kapan pun, keluarga harus berada di urutan pertama. Maka Wawak mengirim surat ke saudagar di Ibukota Provinsi, meminta berhenti bekerja. Mengucapkan beribu terima kasih atas pengalaman berharga tersebut."

Wak Yati menatap ke arah jendela. Hujan deras masih turun.

"Tapi..... Tapi bukankah setelah itu Nenek sembuh?"
Aku tahu potongan cerita itu. Bapak pernah bercerita di rumah.

"Iya, kau betul. Dengan dirawat baik, Nenek kau bahkan pulih seperti sedia kala."

"Kenapa Wawak tidak kembali ke Ibukota Provinsi setelah Nenek sembuh?"

"Karena Wawak memutuskan tidak, Amel" Wak Yati tersenyum. "Kau mungkin masih terlalu kecil untuk mengerti, tapi kehidupan ini dalam situasi tertentu hanya tentang pilihan. Ketika dua pilihan sama baiknya tiba, maka sesungguhnya lebih mudah lagi memutuskannya. Tinggal di kampung, menemani Nenek itu pilihan yang baik. Pergi ke kota, kembali bekerja sebagai Klerk. itu juga baik. Saat dua pilihan baik bertemu, apapun yang kita pilih makan hasilnya sama baiknya."

Aku menghela napas, tidak paham maksud kalimat itu.

" Baiklah, kau mungkin tidak akan suka mendengarkannya," Wak Yati menatapku sejenak, "Wawak anak perempuan satu-satunya di keluarga, Amel. Maka 'menunggu rumah' jatuh kepadaku. Tidak akan ada yang mengurus ladang karet, kopi milik keluarga. Tidak ada yang menemani Nenek di masa tuanya. Waktu itu bapak kau bahkan sepuluh kali lebih nakal dibanding Burlian. (Burlian adalah anak ke-3 dari anak-anak Mamak, dia yang dipanggil anak special oleh keluarga dan desanya, untuk menanamkan kepada dirinya bahwa ia spesial dan bukan nakal). Kita tidk bisa berharap dia mau mengambil tanggung jawab itu, bukan? Maka Wawak menutup mimpi-mimpi itu, memilih tinggal di kampung. Menggantinya dengan mimpi-mimpi lebih sederhana, tapi tetap membuat bahagia."

Aku menundukmemikirkan kalimat Wak Yati.
"Amel tidak mau 'menunggu rumah'." Aku berkata pelan setelah beberapa detik hanya suara hujan yang terdengar. 

"Astaga, Amel. Siapa pula yang meminta kau akan 'menunggu rumah'?" Wak Yati tertawa. "Kita kan sedang membicarakan tentang perjalanan Wawak. Kau sendiri yang bertanya tadi." "Kau selalu bisa memilih menjadi apapun ketika dewasa. Syahdan dan Nurmas tidak akan menahan anak-anaknya. Bahkan Nenek kau dulu juga menyuruhku kembali ke kota. Memaksaku sambil menangis, bilang "Yati, ada banyak kesempatan di sana. Kau bisa menjadi orang besar, jangan habiskan waktu sia-sia di kampung terpencil ini.Tapi Wawak memilih keputusan berbeda. Wawak memutuskan tinggal di kampung tanpa dipaksa siapapun. Ada banyak yang bisa kulakukan di kampung ini. Dan yang lebih penting, apakah kita bahagia atau tidak, Amel. Apakah rasa damai, tentram, itu hadir di hati. Kitalah yang paling tahu."

Aku masih menundukEntahlah

"Sejauh-jauhnya kau pergi, setinggi apapun mimpi kau, Amel, kau tetap tidak bisa melupakan hakikat seorang perempuan. Menjadi istri, menjadi ibu dari anak-anak kau kelak. Pun sama, termasuk sejauh-jauhnya kau pergi, melihat dunia, rumah kita tetap ada di sini. Tanah kelahiran, tempat kita dibesarkan. Jadi siapa tahu kamu tertarik, kau juga bisa memutuskan tinggal di kampung ini, menemani Mamak dan Bapak kau. Itu juga pilihan sama baiknya"

Kutipan cerita sampai di sini saja. Jika teman2 tertarik membaca lebih lanjut, silakan dilanjutkan membaca bukunya (dijamin ga rugi..)

Sekarang kembali kepada tulisan ini kenapa saya mengutip cerita ini. Karena saya pernah memutuskan untuk melakukan seperti Wak Yati. 

Kira2 tahun 2012, saya memutuskan untuk resign dari organisasi tempat saya bekerja karena saya melihat sepertinya tidak mungkin membiarkan ayah saya dn tante saya saja yang menjaga toko di rumah dengan kondisi dokter bilang bahwa ayah saya mungkin sudah terkena Parkinson. Dan dengan demikian, kondisi ayah saya dapat sedikit demi sedikit menurun. Jadi dengan agak nekad..saya memutuskan untuk berhenti dan sementara berkonsentrasi dengan kondisi ayah saya. 

Keputusan ini cukup membingungkan semua orang dan mungkin sebagian orang bilang saya hebat krn mau menjaga orang tua, ada yang bingung karena kok saya mo melepas posisi manajer wkt itu demi menjaga ortu pdhl kan cuma bisa bertahan dengan toko. Penjelasan Wak Yati di atas cukup menggambarkan pilihan saya waktu itu. Bahwa memang bukan masalah hebat ato nekad, tapi itu pilihan mudah, orang tua adalah prioritas pertama. Kalau itu pilihan saya, jalani dan syukuri dan tidak boleh mengeluh ataupun menyesal. Konsekuensi ada, tp Tuhan lebih besar daripada semua masalah.

Dan pilihan saya waktu itu tepat, 7 bulan kemudian entah mengapa ayah saya jatuh dr kamar mandi dan disitulah kondisi beliau semakin menurun sampai beliau meninggal November tahun lalu (2014). Kakak saya pun sempat di rumah dan ikut menjaga ayah ketika kemudian saya bergantian memilih bekerja kembali. 

Sekali lagi, hidup ini adalah pilihan. Tidak ada istilah 'menunggu rumah' yang bisa menghambat mimpi kita. Kalau pilihannya sama baiknya, yang perlu kita lakukan adalah mengganti mimpi-mimpi itu dengan yang lebih sederhana tapi membuat kita bahagia.

Jika teman sedang mengalami pergumulan yang sama, ketahuilah bahwa pilihanmu menjaga orang tua pun sama baiknya. Tinggal bagaimana kita menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya.

Salam rabu (serasa hari senin)

Senin, 01 Juni 2015

Day1 Beauty and the Beast

Di hari pertama ini, saya mau cerita big event yang saya ikuti minggu lalu..
Jangan mikir yang romantis2 dulu.. Ato sejarah dr kehidupan gw... Hhhaha tp ini sebenarnya cerita tentang kesempatan pertama gw nonton broadway pertama di Jakarta dan isi shownya tentang film disney musikal favorit gw "Beauty and the Beast"

Nah bukan pengalaman nonton broadway pertamanya sih yg gw mau ceritain tp bagaimana beauty and the beast punya peran memberi inspirasi di hidup gw
Film kartun Beauty and the Beast dimulai tahun 1991.. Tapi gw baru bisa nonton film itu tahun 1992/ 1993 ketika gw udah di SMA...
Jangan dibayangkan jaman itu film barat mudah didapatkan ya.. Kalopun ada pilihannya cuma 2, bentuk VHS yg kaset hitam besar itu.  Ato Laser Disc (kepingan disk yang luar biasa besar kaya piringan hitam)

Nah dulu kalo modal di rumah cuma ada player kaset atopun TV.. Jadi nonton video jadi barang mewah.
Kebetulan disekolah saya pas SMA ada lab bahasa Inggris. Nah waktu itu, jam istirahat ke3 itu lama smp 30 menit
Jadi teman punya VHS beauty and the beast dan kita  sekelas ijin sm guru lab utk puter film itu pas istirahat dan stlh materi hari itu selesai hehhe
Eh iya jangan dipikir ada subtitlenya juga. Kita masih membahas di early 90 ahahahha
Singkat cerita, setelah tahu film itu, gw langsung kesihir dgn ceritanya dan model musikalnya... (Gw malah telat ntn little mermaid yg sbnrnya sebelum film ini)

Lalu gw cari kasetnya n berhasil menemukan di toko kaset Pasar Baru. Toko kaset langganan pas SMA hahhaha
Pas beli berharap donk ada teksnya.. N ternyata ga ada huaaaaaaaa..
Jadi untuk bisa belajar nyanyi lagunya... Gw catet liriknya dr lagu pertama smp lagu terakhir dengan cara... Yah dengerin kasetnya...
Jaman dimana google blm bisa cari lirik wong komputer aja msh jarang ehhehe


Dan ini pelajaran pertama gw:
Beauty and the Beast menambah skill gw utk listening, writing, and pronounce it in perfect American English
Dan menariknya ini kan bahasa pembicaraan dijadikan nyanyi.. Jadi itu melatih utk conversation jg.. Common language for talking
Dan saking senengnya sama kaset ini... Gw sampe belajar menirukan dari pendahuluan ceritnya dan apal... Bahkan smp skrg

"Once upon a time, in a far away land, a
young prince living in a shining castle.. Although he had everything his heart desired.... " hehhehehhe ini termasuk naik turun nada bicaranya loh #tepok jidat

Pelajaran kedua gw:
Gw berasa related dengan Belle..makanya lagu favorit gw adalah Belle
Related di sini maksudnya adalah pertama gw suka baca, kedua gw berasa berbeda sm org2 lain dan pengen hidup yang beda (mimpi disney banget deh), ketiga bahwa perasaan itu gpp hehhehe
Keempat melatih imajinasi gw

Pelajaran ketiga gw:
Gw jadi punya kesukaan baru utk latihan musikal.. Jadi walaupun ga pernah kesampean.. Tp gw mimpi utk bs nyanyi musikal ato ikut di company (istilah broadway utk choirnya) broadway lokal aja hehe.. Even cm di choirnya jg mau..  Tp dancing n singing and acting all at once kayanya menantang banget.
Sejak saat itu evolusi gw utk mempelajari lagu2 musikalnya disney smkn berkembang2 smp akhirnya ketemu banyak lagu2 broadway dan youtube performance ttg broadway yg makin g jatuh cinta sm jenis pertunjukan yg satu ini... (Mgkn ini menjawab knp gw ga update soal lagu biasa. Tp kl org tanya soal performance apa, gw tahu)

Puncaknya dr semua ini adalah ketika gw bs nonton broadway pertama di Jakarta tentang Beauty and the Beast.. Berasa kaya SMA lagi.. Berasa diingatkan mimpi dulu..Ketika nonton senangnya bs bernyanyi bersama walaupun pst gw org yg 'rare' . terkagum2 sm pengaturan stagenya.. Imagine world in cartoon transformed into real and live performance hehehhe

Thank you Ciputra Artpreneur yang menjadikan mimpi gw jadi kenyataan. Terima kasih Broadway Production of Beauty and the Beast yang show ke Jakarta
Sooooo happy.. No regret Just enjoy so much