Read in your own language

Senin, 18 November 2013

Ayo adik-adik, kita hidup bersih dan sehat

Saat saya membaca posting FB di Wahana Visi Indonesia tentang menyambut hari Kesehatan Nasional 12 November 2013, saya jadi pengen menceritakan tentang pengalaman saya saat bekerja dengan organisasi tersebut dalam program air bersih di Flores Timur, NTT.

Kalo kita mendengar tentang program air bersih, biasanya kita akan sangat senang sekali dan puas kalau mendengar air bersih sudah bisa diakses masyarakat dengan melimpah-ruah.. tapi sebenarnya itu adalah permulaan dari perubahan menuju yang lebih baik di masyarakat itu.. bagaimana memiliki air melimpah dapat mengubah perilaku masyarakat untuk lebih maju dan lebih sehat..

Itu juga yang saya alami saat bertugas di Flores Timur. Saat mengerjakan pemasangan pipa air bersih dari desa ke desa, setiap saya ke lokasi biasanya saya dapat kesempatan ngobrol dengan bapak-bapak yang bekerja dan ibu-ibu yang bertugas memasak dan kesempatan itu juga yang saya manfaatkan untuk mengetahui apa sih kebiasaan masyarakat setempat tentang kebiasaan hidup bersih dan sehat, terutama yang berhubungan dengan air...

Sampai suatu ketika, saya juga berkesempatan ngobrol dengan seorang Ibu guru tentang kebiasaan anak-anak untuk hidup bersih dan sehat, terutama bagaimana mereka melakukan kebiasaan cuci tangan dan sikat gigi dan beliau menceritakan sesuatu yang membuat saya sangat prihatin. Beliau bercerita kalau masyarakat di wilayah itu tidak terbiasa untuk sikat gigi dengan alasan sikat gigi dan odol bukanlah merupakan prioritas kebutuhan dasar keluarga. Kalaupun sekolah memaksa untuk siswanya membawa sikat gigi ke sekolah.... orang tua akan membelikan hanya satu sikat gigi untuk misalnya tiga bersaudara..
(fhiiuuuu ga pernah terbayang kan deh kalo saya harus berbagi sikat gigi dengan orang lain, walaupun dia saudara kandung saya... ) tapi itulah yang terjadi di desa tersebut dan saya percaya itu mungkin kebanyakan yang terjadi di semua desa yang menerima manfaat dari program air ini...

Oleh karena itu, saya coba berpikir apa yah yg bisa program ini lakukan untuk memutus kebiasaan itu dan memicu orang tua dan masyarakat untuk mulai peduli dengan kesehatan anaknya, paling tidak membiarkan setiap anak memiliki sikat giginya sendiri.
Saya melihat contoh di Thailand ada sebuah sekolah yang membuat suatu rak yang memuat sikat gigi dan gelasnya diikat masing-masing dan nama si anak ditempel di gelas tersebut.. jadinya kan ga akan tertukar.


Nah, ide yang sama saya coba pikirkan untuk adik-adik di semua sekolah TK dan SD di wilayah yang termasuk dalam program air ini..

Pertama, setiap anak TK dan SD akan mendapatkan 1 set gelas dan sikat gigi sebagai awal dari kampanye sikat gigi ini dengan harapan semua anak akan memiliki kebiasaan sikat gigi...
namun saya mengingat cerita dari guru tersebut, jika si adik punya sikat gigi dan kakaknya tidak, maka jika kakaknya harus membawa sikat gigi ke sekolah, maka sikat gigi si adiklah yang dipaksa untuk dibawa kakaknya ke sekolah...
Kesimpulan saya saat itu: supaya sikat gigi tidak dipakai bersama2... jadi sikat gigi yang diberikan tidak boleh dibawa pulang dan hanya dipakai di sekolah dan disimpan sekolah seperti gambar rak di atas, dan itu membawa saya pada langkah kedua

Kedua, semua sekolah akan diminta komitmen nya untuk menjalankan program kampanye sikat gigi di sekolah. (saat itu saya cuma berpikir sederhana, kalaupun anak tidak punya sikat gigi di rumah, tapi setiap hari dia bisa satu kali saja sikat gigi di sekolah, sebuah perubahan sudah terjadi pada anak tersebut)
Dan untuk itu tentu saja sekolah akan diberikan dukungan awal berupa odol per 3 bulan sekali dengan harapan setelah itu sekolah dapat menyediakan kebutuhan odol sendiri bagi para siswanya

Dengan dua rencana inilah, kegiatan kampanye kebersihan diri dimulai tentunya dengan melibatkan juga rekan-rekan dari Puskesmas yang sangat mendukung sekali kegiatan ini.

Pertama, karena sekolah juga sudah memberikan komitmennya, maka kami melakukan penyuluhan dulu di sekolah mengenai bagaimana mencuci tangan dan bagaimana menyikat gigi

Setelah Bapak penyuluh dari Puskesmas mengajarkan kepada adik-adik tentang bagaimana memiliki perilaku hidup bersih dan sehat, adik-adik pun praktek... dimana2 namanya praktek pasti senang kan hihihi soalnya berada di luar kelas... pertama diajarkanlah bagaimana mencuci tangan dan bergantianlah mereka praktek mencuci tangan..


Yang kedua, mereka praktek menyikat gigi. semua anak dari kelas 1 sampai kelas 6 bersama2 menyikat gigi sambil guru mereka memberi instruksi bagian mana gigi yang disikat... 
Nah ini saat yang bikin saya jadi ketakutan sendiri.. jadi pas anak2 kelas 1 sikat gigi, busanya bukan putih tapi merah...huuu berarti gusi mereka berdarah kan.... padahal waktu itu kami dah coba carikan untuk anak-anak yang kecil sikat gigi yang bulu nya paling soft (ada di keterangan bungkusnya)... kata dari guru2 dan petugas kesehatan yang bersama kami, gusi mereka berdarah karena itulah pertama kalinya mereka sikat gigi.... deg... sikat gigi aja bisa jadi barang mewah bagi mereka?? 
tapi melihat sukacita mereka pas sikat gigi rasanya senangggg sekali, memang selalu ada saat pertama untuk perubahan lebih baik.....



Walaupun saya sudah tidak berada di tengah-tengah masyarakat di sana, tapi saya mendengar program air ini terus berjalan dengan baik dan semoga perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dan sikat gigi tidak menjadi  yang  mewah lagi untuk anak-anak di sana. Orang tua mulai menempatkan membeli sikat gigi dan odol bagi anak2nya menjadi prioritas utama. karena dengan perilaku seperti itu, saya yakin kita bisa mengurangi resiko penyakit-penyakit yang seharusnya bisa dicegah terutama bagi anak-anak. Langkah-langkah sederhana yang membawa dampak positif terutama bagi kesehatan anak-anak kita

 Selamat hari kesehatan Nasional 12 November 2013

Tidak ada komentar: