Read in your own language

Kamis, 10 Maret 2022

Kerja itu seperti roda berjalan

 Pernah tidak teman-teman bertemu pekerjaan yang tidak ada sangkutannya dengan pekerjaan orang lain?

Tentu saja tidak kan?

Suka tidak suka, pekerjaan itu pasti berada dalam roda berjalan, dan biasanya ketentuan urutannya juga sudah jelas. Dan suka ga suka juga, karena dalam roda berjalan, pekerjaan setiap titik akan mempengaruhi titik lainnya. Jadi kita ga bisa sendirian mengupayakan bagian kita saja yang dikerjakan dengan baik dan hasil akhir tidak berpengaruh.

Terus, kalau seperti ini bagaimana dong kalo dalam urutan itu ada yang tidak selesai/ sesuai target?

Ada 2 cara yang biasanya terjadi:

1. Laporkan ke atasan kalau ada yang macet dan kita lepas tangan yang penting kita dah kerjakan bagian kita

Ini yang paling mudah sih. karena kan tanggung jawab atasan lah yang mikir gimana kalau ada macet kaya gini. masa kita lagi yang mesti pikirin. Atasan kan dihire untuk itu kan? :) Terus gimana kalau yang macet itu unit lain yang punya atasan juga. Terus atasan kita cuma email ke atasan pihak lain itu dan berharap itu dapat diperbaiki tanpa atasan kita juga punya otoritas untuk perbaikan. Dan ketika perbaikan tak kunjung tiba, apakah atasan itu mau eskalasi ke atasnya lagi, dan hal itu akan berlanjut terus dan masalah awal tetap sama

2. Kita inisiatif ajak meeting pihak yang 'macet' dengan atasan masing2 dapat turut hadir tapi sebagai pengamat. dan bersama mencari solusi dimana macetnya.. apakah masalah di manusianya atau masalah di sistemnya. atau masalah takut mengambil keputusan sehingga jadinya tertunda. Biasanya setelah tau masalahnya akan lebih mudah mencari solusinya

Ada pepatah mengatakan "A problem well stated is half solved" . Jadi mungkin hanya perlu ngobrol dan memiliki intensi sama untuk menyelesaikan. 

Peran atasan di sini / peran budaya organisasi juga penting untuk menciptakan tempat aman dimana pekerja merasa aman untuk 'gagal' sehingga tidak takut untuk bangkit dari kesalahan karena seringkali kesalahan tidak dapat dihindari. Yang dapat kita pelajari adalah tidak jatuh dalam kesalahan yang sama

Waaa gampang banget nih teorinya padahal prakteknya susah.

Bener banget...

Tapi pikir deh, kalo setiap orang coba berpikir yang sama dan tidak berpikir bahwa pihak lain ingin menjatuhkan dia dengan ajak meeting dan bahas masalah, masalah-masalah besar dapat dihindari karena setiap ada masalah kecil atau risiko yang diperkirakan terjadi dapat langung dibahas tanpa segan atau takut dicela karena melakukan kesalahan.

Semoga suatu hari kita semua bisa menciptakan suasana pekerjaan seperti itu ya sehingga kita akan mampu menyelesaikan masalah yg kompleks sekalipun ketika kita bisa berkomunikasi dengan baik. 

Roda berjalan itu akan terus berjalan dan kalo kita bekerjasama, pergerakannya akan menjadi mulus tanpa kemacetan....



Jumat, 04 Maret 2022

Should we say what we mean or we just keep it to ourselves?

 Have you ever in a situation that you're not comfortable with and you want to say something, but you're afraid that the words will hurt the feeling of others?

And what is your final response?

You say it and furthermore your friend will leave you or you keep it but it will hurt you more since your friend didn't realize it hurt your feeling

I have those moments.

Sometimes I keep it, and yes, it hurt more but at that moment I choose that because it's better that way.

But sometimes I speak what's on my mind. Probably hurt others but I want to get that thought across their mind

I still don't know which one is better, but I think every situation is a specific case that cannot be generalized

One thing I keep in mind: If my decision is for the better of that person to have a better attitude and I care for the person, I probably will take the decision to speak up.

But If I think that at some level, I don't think if I speak up my mind, that thought will across to the person, I will choose to keep it to myself.

So, what do you think?