Saya belajar kalau speed saya memang cepat. Saya cepat dalam segala hal. Kalau kecepatan itu hanya berurusan dengan saya seorang (misalnya makan cepat, tidur cepat, kemana2 serba cepat dan sendirian) itu tidak menjadi masalah (lah mo masalah apa, wong ga bersentuhan sama orang lain). Hal itu ga berlaku kalau ada hubungannya sama orang lain, terutama di pekerjaan, pergi bersama2 atau dalam organisasi apapun.
Saya belajar kalau sampai saat ini tidak banyak yang bisa paham dengan kecepatan saya, baik dalam mengerjakan sesuatu, mengambil keputusan (yang terkadang dipandang kecepatan), berpikir, berbicara... Mungkin berdasarkan pengalaman hidup, speed saya bukannya menjadi pelan tapi menjadi makin cepat dan ini berbeda sejak saya pertama kali bekerja.. Jadi saya minta maaf kalau terkadang saya lupa tidak semua orang bisa keep up dengan kecepatan saya..
Saya belajar kalau dalam hidup ini banyak hal yang bisa kita lakukan... terutama jika tujuan hidupmu adalah menbantu orang lain. Oleh karena itulah, saya sulit berhenti berpikir untuk membagikan informasi/ ide/ pikiran selama semua itu sudah ada di pikiran saya.. dan semua itu akan segera lenyap jika saya tidak bagikan
Saya belajar kalau saya tidak bisa menyelesaikan semua masalah, oleh karena itu saya tidak menganggap masalah itu sebagai beban, tapi sebagai peluang untuk membuat perubahan.. oleh karena itu saya seolah-olah bersikap seperti tidak ada beban karena alasan di atas dan saya minta maaf kalau kecepatan tindakan saya itu menyulitkan banyak orang karena cara pikir saya memang berbeda dan terlihat menyusahkan.. andai saja orang2 yang menolak ide itu mau berdiskusi bersama utk menjelaskan kesulitannya dan berniat mencari solusi dan bukan subyektif melihat cara saya menyampaikan pendapat.
Saya belajar kalau ada orang mikir saya seperti kutu loncat. itu hanyalah pemikiran orang saya. kutu loncat itu terlihat karena alasan di atas. benang merahnya sama (if you could only see)
Saya belajar bahwa ada orang-orang yang harus didengarkan dulu sebelum saya memberi tanggapan atas pendapatnya.. karena buat mereka, ketika saya memotong , itu sepertinya saya tidak mau mendengar pendapat mereka.. Ya, untuk ini saya memang belajar banyak dan sebenarnya agak sulit dan saya punya alasan untuk itu.. tapi saya berjanji akan belajar untuk ini. dengan harapan lawan bicarapun harus memahami dan tidak selalu minta dipahami
Saya belajar saya akan terlalu bersemangat jika ada orang2 yang saya lihat ada potensi untuk maju lebih cepat. Saya belajar salah satu passion saya adalah menjadi mentor dan saya terkadang terlalu bersemangat melakukan peran ini.
dan saya belajar bahwa belum tentu orang yang saya mentori akan bersyukur dengan semangat saya.. Saya punya ketakutan bahwa orang itu malah terteror dengan saya hehehe karena entah gimana, jika saya minat utk 'mentoring' seseorang, kantong ide saya akan mengalir dengan deras seperti mata ini selalu sanggup melihat peluang dari setiap hal yang terjadi...
Kalau begini, saya belajar... saya bukan orang super dan harus ikhlas menerima kenyataan ini.. walaupun saya tidak pernah menutup keran ide itu bagi diri saya sendiri..
Saya belajar bahwa banyak orang yang memiliki mekanisme defensif dan saya belajar untuk tidak ngotot dengan orang sejenis ini.. Saya belajar untuk melepaskan orang ini daripada sakit hati gara2 dianggap ingin ikut campur
Saya belajar kalau saya tidak bisa menjadi orang yang manis dan menurut. saya memang cepat, saya memang blak-blakan dan saya mungkin terlihat seperti tidak peduli... dan untuk ini saya belajar bahwa saya tidak bisa menyenangkan semua orang...
Inilah pelajaran saya dalam hidup ini. Terima kasih untuk semua orang yang telah memberikan pelajaran bagi saya.. Kalian semua adalah warna yang menghiasi hidup saya.. alangkah tidak enaknya hidup saya kalau semua warna cerah... bukankah harus ada warna2 gelap yang melengkapi keindahan hidup ini.....
Sunday, 12 April 2015
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar