Read in your own language

Rabu, 17 Desember 2014

Ketika Kecewa Melanda

Kisah ini dimulai saat perjumpaan dua sosok manusia di sebuah acara,
pertemuan yang sebenarnya biasa-biasa saja tapi karena kecocokan pembicaraan yang dilakukan, akhirnya terus berlanjut dengan saling mengadd di Facebook..
Setelah pernah ngobrol di message FB, akhirnya beralih kepada whatsapp
dari whatsapp akhirnya memulai pembicaraan via telepon yang bisa habis berjam-jam untuk membahas apapun

Semuanya berasa berkembang secara alami dan tidak dibuat-buat sehingga mungkin kesalahan pertama dibuat oleh pihak perempuan. Dia memiliki harapan lebih dari semua proses yang terjadi.
Kesalahannya lah terlalu percaya bahwa semua proses yang terjadi itu mungkin memiliki arah yang berbeda, arah yang diharapkannya bisa mengakhiri kesendiriannya.
Kesalahannya juga membayangkan jauh dari mungkin yang terjadi seharusnya.

Beruntungnya dengan kegagalan yang entah ke sekian kali, si perempuan tetap berhati-hati, tidak terlalu larut dalam perasaan yang nantinya akan menyulitkan keadaan hatinya dan memutuskan untuk memiliki perasaan sebagai teman saja.

Sebisa apapun si perempuan berusaha menutupi perasaannya, tidak pernah terpungkiri rasa kecewa ketika temannya itu memutuskan tiba-tiba untuk menghilang dari kehidupan si perempuan.
Dicoba utk dihubungi via sms, tidak dijawab... dicoba untuk dihubungi via whatsapp tidak dijawab, dicoba dihubungi dengan berbagai cara yang bisa dilakukan, tetap dia tidak menjawab
Muncullah segala skenario yang ada dalam benak si perempuan, dari berpikir keras apakah pernah melakukan salah ucap ataupun lainnya, kenapa si pria tiba-tiba menghilang.. apakah ia menyembunyikan sesuatu.. ato cuma tidak ingin contact lagi? kenapa dan kenapa menghantui pikiran si perempuan
memang perempuan itu punya kelemahan yaitu memikirkan sesuatu di luar yang seharusnya...
tapi apakah salah ya?

butuh waktu beberapa lama untuk bisa merelakan kondisi itu walaupun masih ada lubang besar dalam hati dan pikirannya yang masih bertanya.. apakah tidak ada kesempatan tetap berbagi walaupun hanya dalam status sahabat? kenapa mendadak menghilang? apa ga bisa untuk dibicarakan dengan baik-baik dulu..kalo ada salah, ataupun ada masalah, kenapa tidak dibicarakan? pria yang biasanya logis kok malah seperti pengecut dan tiba-tiba menghilang..

masih tersisa keinginan untuk memberanikan diri menanyakan langsung untuk mendapat jawaban, kata-kata apa yang harus ditanyakan? bagaimana membuatnya menyadari bahwa menghilangnya itu ternyata menyisakan kawah yang sebenarnya menyebalkan bagi si perempuan...

dalam rasa kecewa, yang mengherankan tidak membuat si perempuan marah dan membenci.. entah mengapa membenci adalah perasaan terakhir yang mungkin akan timbul. pengalaman dijauhi atau dikecewakan sebelumnya memang telah membentuk si perempuan untuk tidak dengan mudah membenci seseorang.. pengalaman membentuknya untuk mencari mekanisme tidak sakit hati tapi merelakan walaupun sebenarnya ada bagian hati yang tidak merelakan itu terjadi.... pertanyaan jadi semakin timbul dalam benak, kenapa tidak bisa membenci.. apakah ini rasa sayang yang terlanjur dalam? ....bukankah perasaan digantung itu menyebalkan. apalagi ketika mendengar bahwa teman lain tidak dia jauhi... malah sempat ia telepon.... melihat ia online di FB tapi tidak cukup nyali untuk menghadapi sikap diacuhkan.. pertanyaan.. pertanyaan.. pertanyaan merasuk dalam benak...

Kata si perempuan, biarlah waktu yang menjawab semuanya itu. hal yang terbaik adalah menyerahkan kepada Sang Empunya rencana hidup manusia. Dia yang maha tahu semua motif manusia. Biarlah semua pertanyaan tersebut akhirnya dijawab dan indah pada waktunya.... dan semua peristiwa ini menjadi pendewasaan bagi yang mengalaminya

Tidak ada komentar: